Monday, May 11, 2015

LAKI-LAKI, KELAKIANKU DAN WAJAHKU

Tags

Artis AA membuat heboh publik. Dia mengasong "barang" terhormatnya dengan harga mendekati gaji DPR, penghasilan para pebisnis dalam sehari atau pejabat eselon. Segumpal daging itu memang mahal. Bila daging sapi jelang Lebaran 80 ribu/kg, "daging" ini dibandrol 80 juta/shortime
. Mahal juga ya!
Ya, sekulerisme teologis, hedonisme, libidoisme dan materialisme memang hebat. Mengobrak-abrik iman, rasa malu sirna, dan kaum beragama pun tak ubahnya kaum ateis. Mengira hanya hidup di dunia. Tak ada akhirat, pengadilan,siksa dan adzab.
Jujur, seperti laki-laki umumnya, saya juga normal. Tapi tidak sampai seheboh para laki-laki di ruang kantor DPR dan pemerintahan di Serambi Makkah. Lihat manekin saja ulama atau politisi Aceh air liurnya ngeces, apalagi lihat paha dan dada Aura Kasih. Saya sendiri tak tahu wajah dan bodi AA. Infonya seksi dan cuantiiik sekali. Wah level bidadari dong! Yang pasti bila ada di depanku,segera saya lari. Kuatir imanku tak kebal. Atau saya teriak: "Mama, anak-anak beri duit yang banyak ya. Suruh maen ke tetangga!".
Ya, saya laki-laki. Kelakianku normal.Berselera. Tapi, jujur, saya malu kepada Ilahiku. Saya tak tau caranya: bagaimana membuang hatiku biar tidak ada penyesalan. Kemana wajahku diarahkan sementara Allah dimana-mana.
Bayangin, bila saya booking Si AA habis Isya. Saya senang. Libido bergelora. Nafas meninggi. maksiat dan zina terjadi. Dalam hitungan menit tercapailah selera nikmat sesaat itu. Semudah itu.
Subuh memanggil. Apa nawaitu wudhu'ku dan shalatku. Kemana hatiku dihadapkan. Bagaimana raut wajahku. Bagaimana takbir saya lakukan. Bagaimana kiblat saya maknai. Bagaimana inna shalati....dibacakan. bisakah rukuk itu dilakukan.
Bisa saja saya membohongi istriku. Sok bersih dan suci. Tapi, bagaimana hati dan perasaan yang mendera hati dan jiwaku. Dosa dan sesal itu dijiwa. Tidak bisa dicuci. Melekat dan mematri ke dalam perasaan.
Ah, biarlah saya istiqamah dengan istriku. Tidak akan saya manjakan syahwatku. Kuatir ngelonjak dan minta bermanja ria. Biarlah saya menikmati "hidangan" halal milik istriku saja.
Iman itu butuh pembelaan. Hati itu butuh latihan. Tuhan, jaga hati, dan lindungi kelakianku!
baca juga:



EmoticonEmoticon

Info Amirenesia