Saturday, October 17, 2015

SUDAHKAH KAMU JADI DIRIMU SENDIRI ?

Tags



               
Know your self”, tutur aristoteles dalam sebuah teorinya, ketahuilah dirimu sendiri. Tubuh manusia mengandung dan memuat milyaran potensi yang dititipkan Tuhan. Manusia tidak akan pernah tahu potensi mana yang paling dominan dalam dirinya, yang paling sesuai dengan hati nuraninya tanpa mencobanya satu persatu. Kegagalan kerap menyapa mereka yang banyak melakukan percobaan, menyapa mereka yang banyak melakukan penelitan. Thomas Alva Edison-pun mengalami hal yang sama, percobaan yang dia tekuni mengalami kegagalan hingga 999 kali dan lampu listrik buatannya menyala pada percobaan yang ke-1000.
                Taharrok, fainnya fil harokati barokatan”, kira-kira seperti itu bunyi wise word yang pernah saya pelajari ketika duduk di kelas 1 intensive di Pondok Modern Gontor Ponorogo, sekitar tahun 2007. Bergeraklah, karena di dalam bergerak (ada/ terdapat) barokah. Penjabaran  makna dari kata “bergerak” ini sangatlah luas sekali, kita bisa memaknai wise word tersebut dengan:
1.       Bekerjalah, karena dalam pekerjaan ada barokah;
2.       Belajarlah, karena di dalam pembelajaran ada barokah;
3.       Beribadahlah, karena di dalam beribadah terdapat barokah;
4.       Beraktivitaslah, karena di dalam setiap aktivitas terdapat barokah.
Kata barokah menurut khazanah Islam diartikan dengan pertambahan yang terus menerus, pertambahan yang tiada akhirnya dan pertambahan yang tidak ada habisnya.
                Upaya menjemput keberkahan sangat beraneka ragam, sangat banyak dan tidak terhitung. Manusia seringkali terperosok dalam jebakan setan, menganggap sesuatu yang dikerjakannya mengantarkan kepada keberkahan dan rido Tuhan, tapi ternyata mengantarkan ke neraka dan laknat Tuhan. Hal ini terjadi karena berbagai faktor, faktor-faktor tersebut bisa diketahui dengan banyak belajar pada lingkungan sekitar, belajar dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain, dan kemudian kita bandingkan dengan ajaran agama Islam. Apakah sesuai ataukah bertentangan?.
                Tidak menjadi diri sendiri merupakan faktor dominan yang akan mengantarkan manusia pada   neraka dan laknat Tuhan. Yang menjadi kendala sekarang adalah bahwa “diri kita ini bukanlah milik kita”, kita adalah milik Allah dan kepadanya kita akan kembali, jika mengutip bahasa Al-quran dikatakan, “inna lillahi wa inna ilaihi roojiun”. Kita akan mengenal diri kita dengan bersandar pada sebuah hadis yang berbunyi, kullu mauluudin yuuladu a’la al-fitroh, setiap bayi yang lahir dilahirkan dalam keadaan suci (dalam keadaan Islam). Inilah kondisi diri kita pada saat dilahirkan, inilah diri kita sendiri, iinilah diri kita yang sebenarnya/sesungguhnya, fil fitroh , dalam kesucian.
                Islam mengajarkan kepada kebaikan, Islam menuntun pada kebenaran. Kita dan Tuhan saja yang tahu semua dan apa- apa yang kita kerjakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia dan orang lain hanya tahu sedikit saja tentang kita. Sekarang coba tanyakan pada diri masing-masing, dalam kehidupan sehari-hari sudahkah seluruh perbuatan baik, atau jika tidak semuanya baik manakah yang lebih banyak  porsinya, porsi perbuatan baik atau porsi perbuatan buruknya yang menyimpang dari kebaikan ? Jika porsi buruk/jelek/jahat-nya lebih banyak dari yang baik berarti kita belum kembali pada fitroh, kita belum suci, dan kita belum menjadi Islam yang sebenarnya, hanya Islam sebagai identitas belaka, bukan Islam sebagai jiwa.
                DR. Hamid Fahmi Zarkasyi menyebutkan bahwa perbuatan baik itu haruslah baik menurut Allah, baik menurut orang lain, dan baik menurut diri kita sendiri. Menjadi diri sendiri dalam konteks ke-Islaman menurut pandangan saya berarti menjadikan diri kita baik, fitroh, suci dan Islam. Islam secara identitas maupun Islam secara mental dan kejiwaan. Sekarang saya yang bertanya kepada anda, “SUDAHKAN KAMU MENJADI DIRIMU SENDIRI ?”, jika belum maka mari bersama-sama mewujudkannya, kita harus menjadi diri kita yang sebenarnya, kita harus menjadi diri kita yang sesungguhnya. Wallahu A’lam Bissowwab. Jember 15 Oktober 2015. 08:57 WIB

Baca Juga dengan mengklik :


EmoticonEmoticon

Info Amirenesia