Gemuruh ombak
terdengar keras pagi itu di pantai paseban yang terletak di Desa Paseban,
Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember. Perjalanan dari kota jember memakan waktu
sekitar 1 jam 45 menit dengan rute: Jember => Rambipuji => pertigaan
Kaliputih belok kiri => Curah Lele => Balung Lor => Kasiyan =>
pertigaan Gumuk mas belok kanan => Kencong => Paseban.
Kami berangkat
dari jember sekitar pukul 4.30 WIB, Minggu pagi 1 November 2015. Kemarau
panjang tahun ini mengakibatkan suhu malam hari yang amat sangat dingin. Kabut
tebal menutupi sepanjang jalan dengan jarak pandang normal hanya berkisar 15an
meter. Beberapa kali kaca helm diusap, dan basah lagi dan basah lagi. Apalagi
ketika melewati daerah Rowotamtu dan
Curah Malang yang merupakan jalur
irigasi dan pengairan dengan sungai besar di sisi kiri jalan, kabut air pun
semakin menebal.
Dari pertigaan
lampu merah (traffic light) pasar Balung Lor kami mengambil rute lurus menuju
Kasiyan, rute ke kiri adalah rute menuju Ambulu, Jenggawah, Pontang, dan lain
sebagainya. Setelah berjalan lagi sekitar 30 menit kami sampai di pertigaan
lampumerah Kasiyan dan segera mengambil arah kanan menuju gumuk mas. Tiba di gumuk
mas sekitar pukul 5.30 WIB untuk menjemput sahabat kami.
Kami segera
melanjutkan perjalanan menuju pantai Paseban. Sekitar pukul 6 kami tiba dan
menitipkan sepeda motor di tempat penitipan, tarif saat itu Rp 5.000,- dengan
sistempembayaran di muka atau pada saat menitipkan.
Pantai Paseban
adalah salahsatu pantai indah di pesisir Laut Selatan. Ombah keras yang
menggulung setinggi sekitar 1 meter menghasilkan suara gemuruh bak guruh. Derunya yang kencang disertai
angin laut mengurangi suhu panas dan terik matahari pagi. Pemandangan laut biru
yang membentang dari ujung keujung semakin apik
terlihat dengan tambahan kabut tipis di atas permukaan pantai.
Bentangan
pasir yang luas si sepanjang bibir pantai merupakan pilihan yang tepat untuk
liburan bersama keluarga, kekasih, teman, sahabat atau yang lainnya. Terlibat
beberapa gerombolan orang sedang asik menikmati kebersamaan. Ada keluarga yang
sedang asik menikmati sarapan di bawah payung pantai, ada pasangan muda yang
berlari-larian dikejar balitanya, dan ada sepasang kekasih yang bercanda ria
berteduh di bawah sampan nelayan.
Waktu pagi
adalah waktu yang pas untuk menikmati pemandangan. Sekitar pukul 8 ada beberapa
perahu sampan nelayan yang pulang dari melaut. Beragam jenis binatang laut
tersangkut di jaring, baik dari jenis ikan, kepiting, sejenis belut, bahkan
beberapa hiu seukuran paha orang dewasa tak luput dari perangkap jaring.
Beberapa pengunjung membeli langsung ikan dari para nelayan, pastinya dengan
harga yang lebih rendah dari harga ikan laut di pasar.
Sunset di
pantai payangan juga terkenal dengan keelokannya. Menikmati saat-saat dan
proses tenggelamnya matahari secara sempurna di tengah laut membuat pikiran fresh dan mengurangi beban hidup yang
semakin berat ini. Ditengah porak-porandanya perpolitikan, kacaunya hukum, harga-harga
yang tidak stabil dan berbagai jenis bencana yang akhir-akhir ini kerap menyapa
tanah air mengharuskan kita untuk sering-sering bersantai dan menikmati segala
yang bisa dinikmati bersama orang-orang tercinta dan kekasih hati..
Saksikan laut
dengan seksama, buka lebar-lebar mata, buka lebar-lebar telinga, kau akan
melihat ombak berdebur, menggulung, memutarkan tasbih raksasa diiringi kata dan
kalimat dzikir kepada Tuhannya. Pantai paseban tak luput dari eksploitasi
manusia karena kandungan bijih besi di pasir-pasirnya. Semoga anak-cucu kita
masih bisa menikmati alam-alam indah di nusantara. Apalah arti kaya kalau hidup
tak bahagia. Jember 2 November 2015.
4 comments
Wahh, bagus nan indah pemandangan di Pantai Paseban ya Bang.
Kapan lah saya di ajak kesana...
Makasih ya atas share tentang Ikan ini sangat bermanfaat
oke silakan... mohon ditautkan di kolom komentar sini link share anda.
ini bukan iklaan :D
EmoticonEmoticon