Wednesday, May 27, 2015

JEJAK ROHINGYA: HIJRAH MINAL MYANMAR ILAA INDONESIA (hijrah dari Myanmar Ke Indonesia)

Tags

            Dulu sekali, ketika agama Islam baru diperkenalkan di Makkah oleh Nabi, ummat Islam Makkah mendapat tekanan hebat dari kaum Kafir Quraisy. Beragam gangguan mulai dari cacian, siksaan dan penganiayaan merupakan   hidangan tak lezat yang selalu mengisi meja makan kaum Muslimin. Kekurangan bahan makanan, kerasnya siksaan, pandangan-pandangan sinis masyarakat merupakan ujian keimanan yang sangat berat bagi para muallaf saat itu. Kaum muslimun  yang saat itu merupakan kaum minoritas selalu menjadi bulan-bulanan para Kafiruun yang merupakan mayoritas. Kafir Quraisy Makkah tidak rela jika agama Islam yang mereka anggap agama setan berkembang dan memiliki bangak penganut,
mereka menghalang-halangi orang yang akan memeluk Islam dan berusaha mengahancurkan Islam dengan segala macam cara. Melihat hal ini, Rasulullah Muhammad S.A.W sebagai pemimpin dan panglima utama umat Islam mengambil langkah strategis dengan memerintahkan kaum muslimin untuk berhijarah ke negara-negara tetangga. Proses hijrah tidak berjalan mudah karena kaum kafir Quraisypun berusaha keras untuk menghalang-halangi hijrahnya kaum muslimin ini. Untuk mensiasati hal ini, hijrah dilakukan dengan sembunyi-sembunyi,  dan hijrah pun dilakukan dalam beberapa tahap untuk menghindari terendusnya mobilisasi massa.
 Dulu sekali, ketika agama Islam baru diperkenalkan di Makkah oleh Nabi, ummat Islam Makkah mendapat tekanan hebat dari kaum Kafir Quraisy. Beragam gangguan mulai dari cacian, siksaan dan penganiayaan merupakan
                Nagara-negara tetangga yang menjadi tujuan hijrah para muhajiriin (orang yang berhijrah) pun berbeda cara dalam memberikan penyambutan. Ada negara yang menyambut dengan sangat baik dengan sikap kekeluargaan, ada negara yang menyambut dengan persyaratan, dan ada juga yang menolak mentah-mentah para imigran (muhajirin) . Berkat pertolongan Allah, kaum muhajirin terselamatkan dengan cara-cara yang Allah kehendaki.
                Empat belas abad sudah berlalu. Aroma antipati terhadap Islam di negara-negara yang umat Islam menjadi minoritas  masih tetap saja ada hingga saat ini. Muslim Rohingya contohnya, terjadi penangkapan yang liar dan sewenang-wenang terhadap etnis Rohingya yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar. Bukan hanya ditangkapi saja, etnis Muslim Rohingya juga dibantai dan ditolak kehadirannya di Myanmar. Beberapa kalangan sepakat bahwa Rohingya telah didiskriminasi secara sistemik oleh pemerintah Myanmar selama beberapa dasawarsa. Yang lebih menyedihkan lagi, presiden Myanmar, Thein Sein mengeluarkan pernyataan kontroversial untuk mengusir Muslim Rohingya sebagai penyelesaian konflik bernuansa Etnis dan agama itu. Bahkan dia menawarkan kepada PBB jika ada negara yang bersedia menampung mereka untuk ditampung saja.
                Berdasarkan data pemerintah Myanmar, sejak insiden kekerasan pertama kali terjadi, sebanyak 78 warga Rohingya tewas, sementara 90 ribu penduduk minoritas telah kehilangan rumah dan harus hidup di penampungan. Dari data tidak resmi, korban tewas hampir mencapai 650 jiwa. Pembantaian etnis Rohingya bermula dari dibunuhnya sepuluh orang Muslim Rohingya dalam perjalanan menggunakan bis.
                Nasib Muslim Rohingya semakin mengerikan. Di negara sendiri mereka dianggap penduduk yang Illegal, lalu mereka dibantai dan diusir. Pemerintah Myanmar menganggap mereka adalah pendatang haram dari Bangladesh. Ketika Musim Rohingya berusaha mencari suaka ke Bangladesh, mereka ditolak dan dikembalikan lagi ke Myanmar, di Myanmar diusir dan di Bangladesh di tolak. Tidak putus asa mereka berusaha mencari perlindungan dan suaka ke negara lain dan hasilnya sama, banyak negara yang tidak welcome untuk menerima mereka, seandainya mereka bukan muslim pasti akan lain ceritanya. Tidak ada pilihan lain selain naik sampan dan menaklukkan ganasnya samudera demi mencari pertolongan. Banyak diantara mereka yang gagal sehingga tewas dan tenggelam dilautan, namun ada juga beberapa yang berhasil menggapai daratan.
                Diantara mereka yang selamat ada yang sampai ke Indonesia, mereka kini ditampung di Kuala Cangkoi, Tanah Pasir, Aceh Utara. Kaum muhajirin (imigran) Rohingya disambut oleh kaum Anshor (penolong) Aceh dengan sambutan yang hangat. Beragam bantuan terus berdatangan dari para dermawan, dari beragam etnis, suku, dan agama. Sangat mengecewakan aksi penolakan imigran oleh sejumlah negara; myanmar, Myanmar, Bangladesh, Malaysia, Thailand, Australia. Bahkan pemerintah Indonesia-pun semula berniat untuk menolak para imigran ini, karena mendapat kecaman dari berbagai pihak, niat tersebut tidak terealisasi. Kisah perjalanan Muslim Rohingya ini betul-betul mirip kisah hijrah Nabi beserta sahabat yang menyelamatkan diri dari Kafir Quraish yang kemudian ditampung dan ditolong oleh orang-orang Anshor. Bedanya, rasulullah Muhammad SAW berhijrah minal Makkah ilal Madinah (dari Makkah ke Madinah), sedangkan Muslim Rohingya berhijrah minal Myanmar ilaa Indonesia (Dari Myanmar ke Indonesia)
 Untuk menolong kaum terusir seperti mereka seharusnya jangan mempertimbangkan dan memilih-milih berdasar agama yang sama, kecocokan ras ataupun suku. Dengan menyadari eksistensi kita sebagai sesama manusia seharusnya hati sudah tergerak untuk mengulurkan tangan memberikan bantuan. Dengan “tahu diri” dan “menyadari” bahwa kita adalah manusia, seharusnya tangan bergerak untuk memberikan pertolongan.  Ahlan wasahlan fi Indonesia yaa Ikhwah fiddiin, Selamat datang saudaraku di Indonesia. Semoga pemerintah dan penduduk negeri ini betul-betul manusia lahir batin, bukan hanya fisiknya saja yang berbentuk manusia, tapi juga jiwanya.


Seandainya mereka diusir dari Indonesia, mau kutaruh mana mukaku di hadapan pengadilan Tuhan nantinya ? kamar kosan, Rabu, 27 Mei 2015. 06:02 WIBagian Kos-kosan #Tuhan, jadikan aku manusia seutuhnya.

Baca Juga:


EmoticonEmoticon

Info Amirenesia