Pasirputih,
Sukanegara, Belitang III, OKU Timur. Berbicara masalah dunia anak-anak nggak bisa terlepas dari ruang lingkup
permainan. Segala sesuatu, kegiatan, maupun aktivitas yang mereka lakukan belum
sepenuhnya dikerjakan secara fokus ataupun dengan penuh kesadaran. Anak-anak
belum bisa membedakan apa yang menjadi prioritas dan harus diutamakan, dan
apa-apa yang sekedar pekerjaan sekunder dan bisa dikesampingkan.
Contoh
sederhananya dalam hal belajar. Belajar untuk keperluan sekolah, maupun
pelajaran madrasah (mengaji) ilmu agama. Anak-anak masih perlu bimbingan dan
pengawasan penuh dari orang tua maupun dari guru pembimbingnya. Dalam kurikulum
pendidikan anak diperlukan sebuah pemaksaan
untuk menumbuhkan kebiasaan, atau
dalam kata lain dipaksa untuk menjadi
biasa, dan menjadi biasa karena biasa dipaksa.Satu
hal yang perlu digaris bawahi, bahwa dunia anak-anak adalah dunia permainan,
dunia hura-hura, dan dunia bersenang-senang.
Di era modern ini orang tua jangan sampai kalah
dalam penguasaan technologi dibandingkan
dengan anak-anaknya. Misalnya dalam penguasaan ilmu komputer, orang tua
seharusnya bisa mendeteksi dengan pasti apa saja aktivitas yang dilakukan oleh
buah hatinya lakukan di depan layar komputer, laptop, gadget, maupun peralatan elektronik lainnya. Kealpaan dalam
pengawasan akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan anak. Misalnya anak-anak
menjadi pecandu game, pecandu film-film porno, pecandu dunia maya sehingga
melupakan dunia nyatanya, dan beragam efek negatif lainnya. Anak-anak yang
sudah diberi keleluasaan/kebebasan untuk mengoperasikan komputer misalnya akan
membuka materi-materi pelajaran, pendidikan maupun keterampilan ketika
didampingi oleh orang tuanya, akan tetapi ketika orang tuanya pergi sejenak
saja dan tidak mengawasinya, anak-anak cenderung untuk membuka dan
mengoperasikan hal-hal yang lainnya, misalnya game, film, media sosial, dan lain sebagainya.
Untuk mencegah
terjadinya hal-hal negativ seperti itu diperlukan pengarahan yang terus-menerus
kepada anak bahwa mereka harus memanfaatkan waktu mereka dengan sebaik-baiknya.
Selain itu anak-anak harus diberi tanggungjawab yang mesti dikerjakan sebagai rutinitas harian mereka supaya tidak
berlarut-larut dan terlena dalam dunia permainan,dan juga dituntut untuk
memberikan laporan harian tentang apa-apasaja yang sudah mereka capai dalam
setiap harinya, sehingga kehidupan anak akan dilalui dengan penuh kedisiplinan.
Akan tetapi perlu diingat pula bahwa
anak mesti diberikan kelonggaran untuk bermain dan menikmati masa-masa
pertumbuhannya.
Anak-anak
adalah amanah Tuhan yang wajib kita jaga. Selazimnya orang tua memberikan
segala sesuatu yang baik bagi buah hatinya dan juga mempersiapkan masa depan
yang terbaik bagi buah hatinya. Sekali lagi, anak-anak harus diawasi penuh,
harus terkontrol, dan harus terprogram aktivitasnya. Bukankah lebih baik
melakukan pencegahan daripada memperbaiki kerusakan mental anak ? semoga kita
semua dikaruniai anak-anak yang soleh dan solehah, yang bisa menjadi permata
hati bagi orang tua, keluarga, dan semua manusia. Amin. Kamis, 16 Juli 2015;
11:14 WIB. 29 Ramadhan 1436 Hijriah.
EmoticonEmoticon