Monday, May 11, 2015

ARTIS AA, ARTIS YANG MENJADI PELACUR ATAU PELACUR YANG MENJADI ARTIS?

Tags


Tertangkap basahnya artis AA di sebuah hotel berbintang di Jakarta menjadi trending topic di media cetak maupun elektronik beberapa hari belakangan ini. RA yang merupakan mucikari artis AA ternyata memasang tarif yang luarbiasa tinggi untuk kelas “short time” dengan durasi main sampai 3 jam, yaitu 80-200 juta rupiah. Tarif ini lebih tinggi dari gaji DPR, DPD, bupati, maupun gubernur per bulan. Berdasarkan informasi yang penulis himpun dari beberapa media, tertangkapnya AA berawal dari hasil penelusuran polisi
yang menyamar sebagai calon “pembeli”, polisi tersebut melakukan transaksi dengan RA mucikari AA yang mewajibkan para calon pembeli untuk membayar uang muka sebesar 30 persen. Setelah uang muka dibayarkan, mucikari dan polisi penyamar mengadakan kesepakatan untuk bertemu di sebuah hotel yang ditentukan oleh RA. Pada hari yang ditentukan mereka bertemu, RA datang dan memperkenalkan AA pada polisi penyamar. Setelah keduanya berkenalan, polisi dan AA masuk kedalam kamar hotel. Di kamar hotel, polisi tidak langsung menangkap AA, akan tetapi menunggu terlebih dahulu apa yang akan dilakukan olehnya. Setelah beberapa menit di dalam kamar, AA langsung melepas bajunya, dan pada saat itulah polisi melakukan penangkapan terhadap AA. Demikianlah sekilas info...
wajah cantik, bodi seksi, tampilan menarik, terkenal merupakan modal besar untuk bisa dekat dan besosialisasi dengan siapapun. Hal ini betul-betul dimanfaatkan dengan baik oleh AA yang hingga kini belum diungkapkan identitasnya yang sesungguhnya oleh penyidik. Dia tahu dengan sepenuhnya  anugerah Tuhan yang diberikan padanya. Menjadi DJ, model majalah dewasa, artis adalah beberapa peran bagus yang pernah dilakoninya.
Bayaran besar sebagai DJ, Model, dan artis tidak membuatnya merasa cukup dengan hidup bergelimangan harta, atau bisa jadi tuntutan dan gaya hidup membuat melambungnya pembiayaan hidup melebihi pundi-pundi uang yang dihasilkannya.
Ada tiga spekulasi mengenai pelacuran artis AA ini:
1.       Hedonisme dan gaya hidupnya yang hig class, membuat pengeluaran dan biaya hidupnya tinggi. Karena takut tidak bisa menjaga popularitas dan gaya hidupnya, AA berupaya meningkatkan pendapatannya.  Sebagai artis pastilah malu untuk mencari uang dengan cara kasar, katakanlah “nguli” di pasar, nyangkul di sawah, nelayan di laut, atau pekerjaan kasar lainnya. Yang menjadi sasaran adalah pekerjaan mudah, dengan gaji melimpah. Dan dipilihlah suatu pekerjaan nikmat, yaitu melacur dan menjual diri.
2.       Pergaulan di kalangan artis begitu bebasnya, ini bukan statemen ngawur yang ditulis tanpa bukti dan fakta. AA pada mulanya wanita baik-baik, dan ingin menjari uang dengan jalan halal. Akantetapi setelah melihat beberapa temannya bisa mencari uang dengan mudah lewat pelacuran, imannya goyah, akhirnya ikut mencoba dan menambah pemasukannya.
3.       Sebelum menjadi seorang artis AA telah melakoni pekerjaan sebagai pelacur. Menjadi artis hanyalah sebagai sarana promosi untuk memperkenalkan diri dan memperluas jaringanya. Dengan ketenaran, nama besar, dan keterkenalan maka secara otomatis tawaran dan nilai jualnya meninggi. Coba bandingkan harga atau tarif pelacur pelacur yang pekerjaan sehari-harinya SPG, ataupun pelacur di kawasan Pasar Kembang Yogyakarta, gang Dolly Surabaya, lokalisasi Puger Jember, Lokalisasi Semampir Kediri dengan pelacur yang pekerjaannya artis, mana yang paling tinggi tarifnya ? bisa dipastikan artis. Ketenaran meninggikan nilai jual
80-200 juta per tiga jam... siapa mau ??? yang jelas tertangkapnya AA dan RA berpeluang besar akan mengungkap identitas Artis Artis lainnya yang pernah terlibat dalam bisnis lendir ini..




EmoticonEmoticon

Info Amirenesia