Suatu
ketika Mario Teguh mendapat sebuah pertanyaan dari salah seorang peserta
seminar Golden Ways tentang bagaimana cara untuk “move on” atau berpindah atau (kami
artikan) melepaskan diri dari pasangan. Dengan singkat Mario Teguh
menjawab, dengan cara “Move a way”. Istilah move a way kami tafsirkan sebagai sebuah upaya untuk berpindah jalan atau mengambil jalan lain dalam kaitannya dengan melepaskan hubungan dengan orang lain.
menjawab, dengan cara “Move a way”. Istilah move a way kami tafsirkan sebagai sebuah upaya untuk berpindah jalan atau mengambil jalan lain dalam kaitannya dengan melepaskan hubungan dengan orang lain.
“Move
a way” dalam sebuah hubungan merupakan upaya, langkah, trik, dan jalan yang
digunakan untuk memutuskan hubungan atau ikatan (move on) dengan seseorang yang
selama ini telah terjalin.
Bangsa
Indonesia yang tergolong dalam ras Timur terkenal dengan keramahan dan
kesopanannya dikalangan masyarakat Internasional. Hal itu terbukti dengan
beberapa survey yang dilakukan oleh beberapa sahabat dengan menanyakan kepada
wisatawan asing tentang bagaimana kesan mereka terhadap orang Indonesia ? Dan
hasilnya 99% dari mereka menjawab bahwa orang Indonesia ramah.
Sifat
ramah dan sopan ini menjadi budaya dan karakter yang mendarah daging dalam
tubuh bangsa Indonesia. Mayoritas masyarakat lebih memilih untuk memendam rasa
jengkel, rasa marah, rasa gondok, rasa sedih akibat perbuatan orang lain di
dalam hati mereka sendiri, ketimbang mengutarakannya kepada orang yang
bersangkutan. Kalaupun mereka akan mengungkapkannya lebih sering menggunakan
sindiran-sindiran.
Hal
ini terbawa juga kedalam hubungan percintaan, baik hubungan cinta yang belum
sampai kepada jenjang perkawinan maupun hubungan percintaan yang sudah diikat
dengan sebuah perkawinan. Pihak yang merasa tidak cocok lagi dengan pasangannya
seringkali “sungkan” untuk mengutarakannya langsung kepada pasangannya dan
memilih mengambil langkah “move a way” , menjauh dan meninggalkan mereka secara
perlahan.
Berikut
ini kami sajikan beberapa kalimat yang seringkali diungkapkan oleh mereka yang
sedang dalam tahap “move a way”:
1. “aku
dan keluargaku hanya orang biasa, tidak pantas untuk menjadi bagian dari keluargamu”.
2. “Kamu
terlalu baik bagiku, kamu akan menemukan wanita/pria lain yang setara denganmu”
3. “Maaf,
aku terlalu banyak menyita waktumu, sepertinya aku harus sedikit menjauh
darimu”
4. “aku
sering sekali mengirimu sms, bbm, WA, dll, akupun terlalu sering menelponmu,
ini pasti mengganggumu. Mulai saat ini aku akan sering me-non aktivkan handpone
ku, supaya tidak mengganggumu.
5. “Kamu
sangat baik, kamu paham agama, kamu taat beragama. Sementara aku tidak ada
apa-apaya dibandingkan kamu. Aku tidak cocok buatmu.
6. “Maaf
ya, terlalu sering merepotkanmu. Janji deeh, mulai sekarang aku tidak akan
merepotkan lagi”.
Dan masih banyak
lagi yang lainnya.
Kalimat-kalimat tersebut bisa jadi memang benar ungkapan
jujur darinya, akan tetapi sering kali kalimat-kalimat dan ungkapan tersebut
merupakan kebalikan dari fakta yang sesungguhnya, dan merupakan sindiran untuk
pihak yang dituju.
Kamar kos, 4 Mei 2015, 15:28 WIB.
EmoticonEmoticon