Monday, May 4, 2015

IRONI WARIA PENJAJA DIRI DI KAWASAN STASIUN JEMBER, JEMBER, JAWA TIMUR

Tags

                Ada kontraversi dalam penggunaan istilah kata, antara banci dan bencong. Salah satu pihak berpendapat bahwasanya banci adalah laki-laki yang berpenampilan dan bersifat seperti perempuan, sedangkan  bencong adalah perempuan yang bersifat dan berpenampilan seperti laki-laki. Pihak lain berpendapat bahwa banci dan bencong merupakan
dua kata yang sama. Terlepas dari perbedaan penggunaan istilah tersebut, stabilitas para banci-bencong penjaja diri di jalan Wijaya Kusuma yang terletak di lingkungan stasiun kereta api jember  tetap terjaga hingga saat ini. Untuk menghindari perbedaan persepsi pembahasan kali ini, penulis menggunakan istilah Wanita-Pria saja.
                Kehadiran para waria dalam dinasnya setiap malam ternyata menyedot perhatian masyarakat. Hal ini terbukti dengan ramainya pengunjung yang hadir hampir setiap malam di sepanjang jalan Wijaya Kusuma ini.
                Kehadiran para Waria dimulai dari pukul 19an WIB lengkap dengan dandanan ala artisnya, pakaian seksi, lipstik, bedak tebal, wewangian, dan tas wanita menjadi pelangkap aksesorisnya. Ada yang berlenggak-lenggok bak model di catwalk, ada yang santai menghisap rokok, ada yang hanya berdiri sambil terus menggoda pada pengguna jalan, dan ada juga yang ngobrol dengan pengunjung yang datang. Tak baik menerka apa yang mereka bicarakan, yang kami ulas hanya apa yang kami ketahui dengan pasti tentang  waria di kawasan stasiun Jember ini.
                Berdasarkan hasil percakapan kami dengan beberapa waria, mereka tidak hanya berkumpul dengan rombongan mereka ataupun hanya sekedar “nongkrong” dan ngobrol bersama, lebih dari itu mereka juga menjajakan diri untuk melayani syahwat dan hajat seksual para peminatnya dan menjanjikan kepuasan bagi mereka.
                Tarif yang dipasang untuk “sekali main” pun bervariasi dan tergolong murah. Bahkan ada yang mematok harga tidak sampai satu dollar Amerika, dengan ukuran standar Rp 12.000,-/dollarnya.
                Papan pelarangan kegiatan dan aktivitas waria ini sebetulnya sudah terpasang di pinggir jalan, namun tak juga di indahkan. Malah belakangan ini kwantitas jumlah waria yang berdinas di kawasan stasiun kereta api jember ini semakin meningkat saja.






                Lebih mengagetkan lagi fakta yang penulis temukan, bahwa ternyata di kawasan ini tidak hanya waria saja yang melakukan penjajaan sex, namun juga ada dari golongan kaum hawa yang juga melakukannya. 
             Semoga aktivitas seperti ini segera ditemukan jalan keluarnya, dan Tuhan segera memberikan hidayah kepada waria, pengguna jasa waria dan kepada kita semuanya.
Kamar kos, 4 Mei 2015, 18:32 WIB

                


EmoticonEmoticon

Info Amirenesia