Selasa, 16 Desember 2014
Sore ini hujan
lebat mengguyur bumi Jember. Membuka folder “belajar menulis” terpampang jelas
kalau tulisan yang terahir dibuat adalah tanggal 2-Desember 2014, kalau
dihitung-hitung berarti sudah sekitar 14 hari libur menulis..hmmm ngapain aja
hidup lo?
Tapi nggak
apa-apa, sedikit koreksian dan evaluasi untuk diri yang selalu saja belum bisa
melepaskan diri dari cengkeraman rasa malas untuk lebih giat lagi.
Jam 14:51
hujan belum juga berhenti, malahan petir semakin bersemangat meramaikan suasana
sore ini. Puluhan mahasiswa yang terperangkap oleh hujan memilih untuk duduk
sejenak menanti hujan mereda barang beberapa menit saja. Aku duduk lesehan
dengan laptop terpangku di paha dan jari menari-nari diatas anak-anak key-board.
Dua rekanku berbaring disamping kananku
entah sudah bermimpi sampai kemana.
Kalau
dipikir-pikir kampus bisa dijadikan solusi untuk hidup hemat di tanah rantau,
apalagi mahasiswa. Dengan berbagai macam fasilitas sekelas kos-kosan elit;
kamar mandi bersih tentunya dengan cermin besar di dalamnya, wifi 24 jam non
stop, televisi 20 inch, ruangan ber-AC, musholla dan berbagai fasilitas lain
setidaknya bisa memotong beberapa rupiah pengeluaran bulanan.
Bisa dekat dan
akrab dengan banyak orang adalah hal utama yang harus menjadi bekal utama
siapapun yang akan hidup lama di-perantauan. Dekat dengan teman, staf kampus,
tukang parkir, dan bahkan dekat dengan jin-jin penunggu kampus merupakan sebuah
keharusan.
EmoticonEmoticon