Tuesday, September 12, 2017

Kereta Api Pagi Jember-Banyuwangi: Dari Pekebunan Tembakau, Terowongan Terpanjang, Jembatan Kereta, Sampai Gadis Mandi


Jembatan Mrawan.Sumber: www.banyuwangibagus.com




Subuh  Stasiun Jember

            Langit mulai terang ketika sejumlah manusia lamat-lamat memadati stasiun kereta api Jember. Beberapa menggunakan mobil, dan mayoritasnya menggunakan sepeda motor. Beberapa diantar dan beberapa menitipkan kendaraan di parkiran yang memang diperuntukkan sebagai penitipan kendaraan. Sepeda motor dikenai biaya restribusi sebesar Rp 3000,- dalam sehari. Petugas penitipan kendaraan dengan sigap dan cermat mencatat nomor polisi kendaraan dan menanyakan berapa lama kendaraan akan dititipkan. Pengguna jasa penitipan menjawab dengan jujur sambil menyerahkan sejumlah uang yang besarnya sudah disepakatkan, dan menerima karcis sebagai bukti penitipan. Meraka adalah para penikmat jasa kereta api yang tiada bosan merangkak di atas kepingan baja yang melintang menghubungkan Jember dengan Banyuwangi setiap hari. Kereta api Pandan Wangi.
             

            Loket pembelian karcis kereta terlihat sudah dipenuhi antrian. Tiga loket yang dijaga mbak-mbak rathin dan mas-mas gentheng sudah dibuka sejak pukul 04.00 subuh. Tiket kereta api Jurusan Jember-Banyuwangi tidak dijual secara online, melainkan secara langsung di stasiun. Harganya cukup merakyat, hanya Rp 8.000,- sekali jalan. Separo harga Dji Sam Soe 12 Kretek di warung mas Yomi. 

            Pukul 05.00 WIB suara merdu wanita mempersilakan para penumpang untuk memasuki area rel kereta api yang sebelumnya dilarang untuk dimasuki. Antrean dari loket pembelian karcis berpindah rapi ke depan pintu masuk yang dijaga para scurity. Penumpang menunjukkan tiket ke petugas dan menyodorkannya ke muka mesin scan tiket hingga berbunyi “tiiit” yang menandakan penumpang boleh melewati pintu masuk dan mencari tempat duduk sesuai dengan gerbong dan nomor kursi yang tertera. Lagi-lagi petugas lain sudah sigap menyambut penumpang dengan ramah. Menerima pertanyaan dari setiap penumpang yang bingung mencari gerbong tujuannya. Bersedia juga ditanya wanita model apa yang selama ini diidam-idamkannya. Heuheuheu.
Peta Rel Kereta Api Jember - Banyuwagi. sumber:http://www.wikiwand.com

Alam Hijau dan Gadis-gadis mandi

            Pukul 05.15 peluit panjang lantang terdengar. Disusul suara khas lokomotif yang menggenjes seperti irama musik jazz. Kereta berjalan pelan-pelan penuh sopan. Tampaknya ia berusaha mengumpulkan kekuatan. Tampaknya pula dia berhati-hati lantaran ada palang pintu kereta api di depan Bank Sinarmas jalan Jenderan soedirman , di depan pondok tahfidz Ibnu Katsir, dan di depan pertigaan lampu merah Patrang yang berjarak rapat akan ia lalui. Selepas itu, lari liarnya mulai ditunjukkan. Siap menggilas siapapun yang merebut jalannya tanpa ampun. Rel kereta api adalah haknya kereta api. Presidenpun harus menghentikan mobil dinasnya ketika si ular baja ini melintas.
             
          Jangan pernah tidur di kereta pagi Jember-Banyuwangi. Tuhan sedang mempersiapkan pameran lukisan di Sepanjang lintasan. Diawali dengan matahari terbit yang kuning kemerah-merahan menyembul dari tengah gumuk dan persawahan, lalu bentangan sawah dan ladang tembakau yang hijau menggiurkan. Jika diizinkan berhenti sembarangan, pastilah banyak penumpang yang menghendakinya untuk sekedar berswafoto, selfie dan ngevlog sambil menyelipkan kata-kata cinta kepada kekasihnya di tengah rimbunan pohon tembakau yang menjadi khas Jember dan tapal kuda. Penumpang juga bisa melambaikan tangan dari balik kaca kepada para pengguna jalan yang berhenti pasrah menunggu habisnya gerbong kereta melintas di depannya.
            
            Kereta berhenti sejenak menurunkan dan menaikkan penumpang di stasiun Kalisat. Kemudian berlari lagi sekencang-kencangnya tanpa bisa dibendung lajunya. Kali ini kereta akan melewati beberapa kedung  alias tempat pemandian umum. Wanita-wanita desa sudah memulai kodrat kewanitaannya. Ada yang terlihat berkemban sembari mencuci setumpuk tinggi pakaian. Ada juga yang tengah menyabun badan untuk memulai aktifitas harian. Anak-anak kecil tampak bermain-main air dengan rekan-rekan di tepian kedung sebelum mandi dan berangkat ke sekolahan. Hidup yang indah tanpa muluk-muluk keduniaan. Cukuplah bagi mereka uang yang disodorkan suami dari hasil bertani, buruh sawah, ataupun nguli bangunan di Bali.

Gorengan dan sarapan
        
          Secara resmi PT Kereta Api Indonesia sudah melarang pedagang asongan berjualan di gerbong-gerbong kereta ketika kereta diam ataupun dalam perjalanan. Namun lain lagi kasusnya dengan gorengan hangat dan nasi bungkus yang dibawa oleh penumpang untuk dijual di pasar. Cobalah bangkit dari tempat duduk dan berjalan-jalan dari satu gerbong ke gerbong yang lain. Aneka latar belakang dan tujuan penumpang berkereta akan tersajikan. Semua berbaur menjadi satu tanpa diklasifikasikan berdasarkan pekerjaan, pendidikan, gaji atau apapun itu. Termasuk para pedagang nasi bungkus dan penjual gorengan yang akan berangkat ke pasar. Mereka sudah mendapatkan pembelinya sejak di atas kereta. Bahkan tak jarang pula pegawai yang bekerja di atas kereta mencicipi dagangannya. Tentu saja membeli. No free brekfast, bro !

Terowongan Kuno dan Jembatan Panjang
      
             Dua trowongan tua yang akan kereta api lewati dalam perjalanan berkereta. Yang pertama adalah Terowongan Garahan memiliki panjang 113m yang terletak di antara stasiun Garahan dan stasiun mrawan. Yang ke dua Terowongan Mrawan yang terletat di antara stasiun Mrawan dan stasiun Kalibaru . Terowongan  Mrawan yang dibangun mulai tahun 1901 hingga 1910 ini memiliki panjang 690 m dan terletak di kecamatan Silo, Jember. Terowongan Mrawan ini merupakan salah satu terowongan kereta terpanjang di Indonesia.  Zaman dahulu ketika kereta api melewati terowongan maka penumpang harus segera memegang erat tas dan kantung penyimpanan uang untuk mengantisipasi tangan nakal copet dan begundal. Namun sekarang kereta api jauh lebih canggih. Ketika melewati terowongan lampu kereta akan dinyalakan.
           
Terowongan Mrawan. Sumber: dimasprasetyo13.wordpress.com
          Daerah silo memang memiliki geografis yang naik turun cantik. Maka tak heran jika pembangunan rel harus menjebol bukit dan membangun jembatan penyangga rel penghubung dua bukit yang dilakukan dari tahun 1890-1935. Luar biasa lama, bukan ? Dari atas rel para penumpang bisa menyaksikan jurang dalam serta hamparan pepohonan yang berada tepat di bawahnya.
           
Terowongan Garahan. Sumber: dimasprasetyo13.wordpress.com
              Setelah stasiun kali baru masih ada setidaknya sembilan stasiun yang harus dilewati sampai akhirnya tiba di stasiun kereta api Banyuwangi Baru pada pukul 08.00 WIB. Kereta selanjutnya yang akan berangkat ke Jember di hari yang sama adalah kereta api Probowangi di jam 10.00 WIB dan KA Pandanwangi di jam 20.30 WIB yang akan sampai di Jember pada jam 23.20 WIB. Murahnya harga tiket dan banyaknya ilmu serta pemandangan di sepanjang perjalanan dapat menjadikan kereta api sebagai salahsatu alternatif wisata keluarga yang kaya akan edukasi. tuuuuut, tuuuuut, tuuuuuut. 

Harga Tiket Masuk Per-September 2017


EmoticonEmoticon

Info Amirenesia