Thursday, September 14, 2017

Balancing System dalam Aktivitas Merokok dan Mengopi



rokok dan kopi adalah pasangan serasi. sumber: www.laweekly.com



“Merokok dapat melemahkan kerja paru-paru, namun menguatkan kerja jantung. Minum kopi dapat melemahkan kerja jantung, namun menguatkan kerja paru-paru”. Kira-kira demikian kesimpulan dari beberapa artikel pendek tentang kesehatan. Itulah mengapa 90% perokok adalah penikmat kopi. Disadari oleh mereka ataupun tidak, aktivitas merokok dan mengopi merupakan aktivitas yang balance alias seimbang, dan juga menyeimbangkan kinereja badan. Rokok dan kopi adalah pasangan kawin yang paling serasi.


Beberapa jenis rokok bahkan dijadikan terapi pengobatan. Kandungan tembakau terbukti berkhasiat melemahkan dan membunuh sel-sel kanker. Tembakau yang dicampur dengan asam amino dalam kadar tertentu berkhasiat untuk membunuh radikal bebas dalam tubuh.

Ada sebuah kisah tentang Boby, pecandu rokok dari Jambi yang divonis kanker nasofaring stadium 4. Keluarga dan rekan-rekannya sepakat menyebut bahwa penyebab kankernya adalah rokok. Namun keterangan dokter mengatakan bahwa faktor penyebabnya adalah konsumsi “mie instan”. Juga kisah tentang Rida yang disebutkan oleh kompas.com batal menjalani operasi kanker ganasnya setelah rutin menjalani terapi  rokok. Amazing, bukan ? Begitulah, tidak ada sesuatupun yang diciptakan Tuhan tanpa kemanfaatan.

Cengkeh yang biasa dipakai sebagai campuran rokok  sering digunakan sebagai terapi untuk memperpanjang nafas dan melegakan tenggorokan. Bahkan salah satu merk rokok tempoe doloe mengiklankan rokoknya sebagai pelega tenggorokan. Apalagi sekarang ini semakin banyak rokok yang mengusung tema rokok herbal dengan kandungan obat-obatan natural. Tentunya manfaat yang dihasilkan akan semakin besar.

Lalu Kopi. Kopi merupakan penetralisir bau yang sering digunakan sejak zaman dulu. Beberapa hotel menyediakan biji kopi dalam asbak rokok sebagai media penghilang bau. Toko-toko minyak wangipun menyediakan biji ataupun bubuk kopi untuk dihirup sebagai penetral wewangi yang masuk dalam hidung customernya sebelum mencoba bibit minyak wangi yang lainnya. Tentu saja meminum kopi pasca merokok akan menekan aroma dan bau asap rokok dalam mulut. Sebagai penghilang dahaga, penumpas kantuk, sekaligus media berkumur yang manjur.

Yang menjadi masalah adalah ketidak mampuan untuk mengendalikan nafsu merokok, sehingga merokok secara liar dan berlebihan. Dalam agama, apapun yg berlebihan hukumnya menjadi makruh (dibenci) bahkan haram (dilarang). Apalagi ketika ekonomi keluarga sedang goyang. Jangan sampai rokok menyala sedangkan kompor di dapur padam. Jangan sampai asap di mulut berhambur, namun asap di dapur tak mengebul.

Para pembenci rokok jangan sampai terjebak kesyirikan. Menganggap rokok sebagai pencabut nyawa dengan slogan merokok membunuhmu. Mengimani rokok sebagai penyebab penyakit dengan slogan “merokok menyebabkan bla-bla-bla” berarti sudah menjebakkan dalam kesyirikan. Tuhan bisa memberi sakit model apapun karena rokok ataupun tanpa rokok. Tuhan bisa mencabut nyawa manusia kapanpun dengan sebab sakit, tanpa diawali sakit atau bahkan tanpa apapun.

Para perokok jadilah perokok yang bijak: tidak melalaikan kewajiban memberi nafkah keluarga, mematikan rokok ketika asap mulai meresahkan yang tak sehobi dengannya, hindari berlebih2an menghisapnya, membuang puntung rokok pada tempatnya.


EmoticonEmoticon

Info Amirenesia