Wednesday, June 21, 2017

'Dzikir Nafas' untuk Selalu Menghadirkan Allah di dalam Jiwa Manusia

                       Istilah 'Dzikir' diadopsi dari bahasa Arab 'dzikrun' yang berarti menyebut, berarti pula mengingat. Dalam kaitannya dengan 'dzikrulloh' atau mengingat Allah tentu saja yang menjadi objek ingatan manusia adalah dzat Allah yang dikenali melalui 99 nama yang mulia (al-asma al husna). Tentu saja nama Allah tidak hanya sebatas 99 nama. Nama-nama Allah sangat banyak dan tak terhingga jumlahnya, selaras dengan sifat yang dimilikiNya.Segala sesuatu yang ada dalam alam raya ini hakikatnya mengandung sifat dzat Allah.

                 Banyak sekali metode dan alat yang sering digunakan untuk berdzikir. Yang sering didapati dalam lingkungan kita adalah berdzikir dengan tasbih, Qur'an, sholat, jari-jari tangan, dan juga ruas-ruas jari tangan. Seseorang akan secara reflek menjadi 'on' dzikirnya ketika berhadapan dengan alat yang biasa digunakannya untuk berdzikir. Namun sayangnya kesemua alat dzikir tersebut berbatas dengan situsi dan kondisi. Manusia tidak bisa terus-terusan memegang tasbih dalam 24 jam, manusia juga tidak bisa senantiasa berdiri untuk solat sepanjang siang dan malam. Ada satu hal yang tidak bisa ditinggalkan oleh manusia selama hidupnya, yaitu bernafas. Nafas adalah satu-satu aktivitas yang tidak bisa manusia absen darinya selama hidupnya.
sumber gambar: http://www.infoyunik.com
                    Nafas bisa menjadi alat untuk berdzikir, mengingat Allah. Nafas bisa digunakan sebagai alat untuk lelaku manusia membersamai Allah dalam setiap segmen hidupnya. Sering kali kita memisahkan antara aktivitas duniawi dengan aktifitas ukhrowi. Padahal keduanya bisa disatu padankan dan dikawinkan. Aktifitas duniawi jika diniatkan untuk ibadah kepada Allah maka akan bernilai ukhrowi. Maka dengan itu seluruh aktivitas kita akan selalu dibawah bimbingannya Allah. Dzikir nafas bisa menjadi salah satu metode untuk mempersatukan dzikir dengan jiwa manusia.
               Untuk meng'on'kan tombol reflek dzikir nafas ini tentunya membutuhkan latihan dan kontinuitas (keistikomahan). Salah satu hal yang bisa dilakukan dalam dzikr nafas ini adalah memusatkan hati untuk mengingat Allah sembari disertai tarikan dan hembusan nafas. Ritme tarik-hembus nafas akan terlatih sendiri dengan latihan yang masif. Yang harus tetap dijaga dalam ritual dzikir ini adalah sikap ihsan manusia, yaitu beribadah seakan-akan melihat Allah. Jikapun belum mampu menghadirkan Allah maka ada sebuah keyakinan dalam hati bahwa Allah selalu melihat apapun yang manusia perbuat. -wallahu a'lam-

1 comments so far

wuah iya ya
nafas juga bisa buat dzikir
ritmenya juga stabil


EmoticonEmoticon

Info Amirenesia