Saturday, January 7, 2017

(Perbedaan) Orang Kecil, dan Orang Besar

Tags


 

   ORANG KECIL, DAN ORANG BESAR



Suatu hari yang tak cerah
Di dalam rumah yang gerah
Seorang anak yang lugu
Sedang diwejang ayah-ibunya yang lugu



Ayahnya berkata:
Anakku,
Kau sudah pernah menjadi anak kecil
Janganlah kau nanti menjadi orang kecil!
“Orang kecil, kecil perannya, kecil perolehannya,” tambah si ibu
“Ya,” lanjut ayahnya
Orang kecil, sangat kecil bagiannya, anak kecil masih mendingan
Rengek Ayah dan Ibu berganti-ganti menasehati:
“Ingat, jangan sampai jadi orang kecil
Orang kecil bila ikhlas diperas
Jika diam ditikam
Jika protes dikentes
Jika usil dibedil,”
“Orang kecil jika hidup dipersoalkan
Jika mati tak dipersoalkannya, didengarkan
Suaranya diperhitungkan
Orang kecil tak boleh memperdengarkan rengekan
Suaranya tak suara,”

Sang Ibu wanti-wanti:
“Betul jangan sekali-kali jadi orang kecil
Orang kecil bila jujur ditipu
Jika menipu dijur (dihancurkan)
Jika bekerja digangguin
Jika mengganggu dikerjain,”
“Lebih baik jadi orang besar
Bagiannya selalu besar.”
“Orang besar jujur-tak jujur makmur
Benar-tak benar dibenarkan
Lalim-tak lalim dibiarkan.”
“Orang besar boleh bicara semaunya
Orang kecil paling jauh dibicarakannya saja.”
“Orang kecil jujur dibilang tolol
Orang besar tolol dibilang jujur
Orang kecil berani dikata kurangajar
Orang besar kurang ajar dibilang berani.”
“Orang kecil mempertahankan hak disebut pembikin onar
Orang besar merampas hak disebut pendekar.”

Si anak terus diam tak berkata-kata
Namun dalam dirinya bertanya-tanya:
“Anak kecil bisa menjadi besar
Tapi mungkinkah orang kecil
Menjadi orang besar?”

Besok entah sampai kapan
si anak terus mencoret-coret
dinding kalbunya sendiri:
“Orang kecil??? Orang besar!!!”
“Orang kecil??? Orang besar!!!”
“Orang kecil??? Orang besar!!!”

(Kumpulan Album Sajak Sajak A. Mustofa Bisri)


EmoticonEmoticon

Info Amirenesia