Monday, January 15, 2018

Pertemuan Pertama (Itu)



Apa kamu tahu yang kurasakan diawal pertama aku melihatmu ? Bukan hanya berdebar-debar atau berdegup kencang. Jantungku hampir lepas dari letaknya semula. Arteri dan nadi diserang bandang darah yang semakin deras memancar. Energinya menerjang:  mata terus membelalak, mulut  tak mau mengatup, juga tangan  tak bisa dicegah untuk bergerak, ingin menggapaimu. Namun sayangnya kamu jauh di seberang tempat dudukku.Gelas es teh lah yang kurengkuh: untuk menutup inginku.

Aku sudah mendengar sedikit-banyak tentangmu, dari suara lembut adik perempuanku tiap kali menelepon. Iya, tentang kamu yang mengantarkannya ke bengkel untuk servis motor, tentang kamu yang meminjaminya duit tapi tidak mau diganti, tentang kamu yang mengajarinya grammar and structure, tentang kamu yang sederhana, tentang kamu yang menyukai warna merah, tentang kamu yang nggak bisa masak, bahkan tentang kamu yang ngorok kalau tidur. Seakan-akan tidak ada topik lain dengannya selain membahas kamu. Dan setiap kali itu pula mulutku hanya tertutup, mataku terpejam, anganku melambung menghayalkan sosok peri cantik yang menari-nari di atas telaga nirwana. Tapi bukan Mimi Peri, tentunya !

Sejak cerita-cerita panjang itu aku jatuh cinta pada bayanganmu.Kamu tahu, untuk bertemu denganmu kali ini aku harus fitness 2 bulan untuk menurunkan 5kg berat badan.Untuk menemuimu aku harus bolos sekolah dan pasti nanti sepulangnya 10 cambukan rotan akan mendarat di paha kiri dan kanan, setidaknya 20 kali akan berlari keliling balai pertemuan, dan hukuman kerja beberapa hari lamanya. Namun tidak apa-apa, semua itu harga yang cocok untuk bertemu salah seorang putri bapakmu yang cantiknya keterlaluan.

Untung kamu lahir di 1994, remaja di 2008, dan dewasa di 2015. Kalau masa pertumbuhanmu di masa kerajaan Siliwangi ataupun Mataram, Sudah barang tentu kamu akan membuat dua kerajaan atau bahkan lebih berperang memperebutkanmu. Untung Soekarno tidak pernah bertemu denganmu, entah dengan alasan apa tentu dia ingin memperselirmu. huuuuffft. .

Dan di pertemuan pertama itu aku tahu, kamu bukan perempuan yang mudah untuk ditaklukkan. Beruntung kalau aku hanya melawan rahwana, atau sekalian saja rahwana bergabung dengan pandawa jadi satu melawanku. tak masalah. Yang aku takutkan hanyalah melawanmu. Yang aku takutkan adalah melawan penolakanmu. Tiada daya dan upaya  untuk membuatmu cinta padaku !

2 comments

baca ceritanya, jadi ingat pertemuan pertamaku juga, apakah ini yang dinamakan cinta? oh tidak, cinta itu tidak selalu untuk dimiliki.

Perempuan yang susah ditaklukkan ketika berhasil ditaklukkan, maka berbahagialah pria itu :D


EmoticonEmoticon

Info Amirenesia